coooLLL

coooLLL

Selasa, 08 Januari 2013

Jalan Tol Untuk Kendaraan roda dua atau motor


Kemacetan di  Ibu Kota Jakarta semakin hari semakin menjadi. Kemacetan tidak hanya terjadi dijalan-jalan arteri, akan tetapi juga terjadi dijalan bebas hambatan atau jalan tol. Wilayah yang terkena kemacetan pun semakin meluas, tidak hanya didalam kota Jakarta sendiri, akan tetapi sudah merambat  sampai ke kota satelit yang mengitarinya, seperti Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang. Bahkan terus meluas hingga Karawang, cikampek dan Banten.
Pembuatan jalan tol didalam Kota Jakarta, meliputi Tol Dalam Kota, kemudian Tol Lingkar Luar Jakarta, dan jalan Tol yang Terhubung ke Pelabuhan Tanjung Priok dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta nampaknya sudah hampir tidak bisa dijadikan sebagai alternatif pencegah kemacetan. Jalan tol yaang seharusnya jalan bebas hambatan, justru ikut dalam lubang kemacetan seperti yang terjadi di jalan arteri. Jalan tol yang menghubungkan Jakarta dengan kota Lain seperti Jalan Tol Jakarta Cikampek Kearah timur, kemudian Tol Jagorawi Ke arah selatan, dan tol Jakarta Merak ke arah Barat juga tidak banyak membantu. Kemacetan juga terjadi di titik-titik tertentu di jalan tol tersebut yang di dominasi kendaraan ber plat nomor kota Jakarta. Mobil-mobil pulang pergi setiap harinya dari dan menuju ke Jakarta.
Beberapa sumber kemacetan mulai dari pertigaan atau persimpangan jalan, kemudian putaran arah dan penyempitan jalan sudah diakali dengan berbagai macam cara untuk mencegah tersendatnya laju kendaraan, dengan pengalihan arus, kemudian penerapan satu lajur, akan tetapi masih saja terjadi kemacetan. Bahkan trafik light yang fungsi utamanya untuk mencegah kemacetan justru menjadi faktor utama terjadinya kepadatan lalulintas. Ditambah pula faktor faktor lain seperti perbaikan jalan, dan keramaian lalulalang manusia di titik keramaian semakin menambah parah penyakit macet di Ibu kota.
Kemacetan sampai saat ini disebabkan karena membludaknya jumlah kendaraan roda empat atau lebih, mulai dari mobil, minibus, bus, truck hingga truck kontainer. Sementara keberadaan kendaraan roda dua atau motor membuat jalanan semakin semrawut karena berjalan sesuka hati. Pembuatan jalan tol sebenarnya bisa sedikit membantu jika para pengemudi kendaraan mobil mau tertib dalam pemakaiannya. Dimana mobil yang akan melewati jalan-jalan arteri yang berpotensi terjadi kemacetan hendaknya melaluijalan tol yang ada. Akan tetapi  dari survei yang dilakukan sebuah media cetak, hanya 50% pengguna kendaraan roda empat yang masuk jalan tol, itupun didominasi kendaraan besar seperti bus, dan truck. Sisanya tetap menggunakan jalan arteri,  dengan berbagai macam alasan mulai dari lebih hemat (karena tidak membayar tol), atau jarak Yang ditempuh dekat dan berbagai macam alasan lainnya. yang jelas semakin menambah padat jalan arteri di Ibu kota ini.
Sebuah usulan, kenapa jalan tol tidak digunakan untuk pengguna kendaraan roda dua saja, jika pengguna kendaraan roda empat lebih memilih melalui jalan arteri. Biarkan pengguna mobil menikmati kemacetan dijalan arteri, sementara pengguna motor bisa melaju kencang di jalan tol. Sebab, dari data yang diperoleh, jarak yang ditempuh pengguna kendaraan roda dua lebih jauh dibanding pengguna kendaraan roda empat. Para pengguna motor rata-rata para pengalju dari luar kota yang ingin mengejar waktu, sebab dengan menggunakan motor mereka bisa menerobos kemacetan di Jakarta. Sementara pengguna kendaraan roda empat sendiri sebagian besar justru berasal dari dalam kota Jakarta.(ardi Wijanarko)
Sumber
http://media.viva.co.id/thumbs2/2009/01/13/63042_motor_masuk_jalan_tol_menghindari_banjir_663_382.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar