coooLLL

coooLLL

Selasa, 08 Januari 2013

Misteri Gunung Sindoro Temanggung


Baru –baru ini kita mendengar berita tentang tewasnya dua pendaki gunung Sindoro Jawa Tengah. Tepatnya pada hari Selasa tanggal 1 Januari 2013. Dari laporan teman korban dan saksi mata disekitar tempat kejadian perkara, dua pendaki asal Wonosobo tersebut tewas karena menghirup gas beracun yang keluar dari kawah Jolotundo gunung Sindoro.
Gunung Sindoro adalah sebuah gunung di Jawa Tengah, tepatnya berada di barat dari kota Temanggung dan timur dari kota Wonosobo. Gunung Sindoro yang bersebelahan dengan gunung Sumbing memiliki ketinggian 3150 MDPL. Status gunung sindoro saat ini adalah aktif normal. Sebelumnya gunug Sindoro telah dinyatakan sebagai gunung mati atau gunung tidak aktif, karena tidak ada aktifitas fulkanik di kawah Sindoro setelah terakhir kali mengeluarkan semburan asap pada tahun 1970.
 Akan tetapi setelah tertidur selama 40 tahun, pada ahir tahun 2011, tepatnya pada bulan November 2011, ditemukan semburan asap dari dinding   dan air panas didasar kawah Jolotundo Sindoro. Status gunung Sindoro pada bulan November kemudian dinaikkan menjadi waspada Level III. Pada saat itu juga terjadi gempa tremor dengn kekuat rendah. Setelah aktifitas kegempaan turun, status gunung sindoro diturunkan menjadi aktif normal per tanggal 30 Maret 2012.
Meskipun sampai saat ini kawah Sindoro masih mengeluarkan asap, gunung Sindoro masih dinyatakan aman untuk pendakian, karena asap yang dikeluarkan dari kawah Sindoro hanya mengandung gas sulfatara berskala rendah dan memiliki potensi racun yang kecil.
Lantas, benarkah dua orang pendaki itu tewas akibat gas beracun dari Gunung Sindoro? Padahal dari catatan sejarah belum pernah ada pendaki yang tewas di Gunung Sindoro disebabkan oleh gas ataupun asap dari kawah Sindoro.
Dari penelitia, ditemukan bahwa gas beracun yang menyebabkan tewasnya dua orang pendaki itu adalah karena uap dari air hujan yang mengguyur puncak Sindoro. Memang pada saat itu cuaca di sekitar gunung Sindoro sedang tidak baik.  Pada saat itu malam tahun baru, sekitar 150 orang tercatat mendaki gunung Sindoro melalui pos Pendakian Kledung Temanggung, meskipun cuaca di sekitar gunung Sindoro diguyur hujan deras.
Kemudian gunung Sindoro yang memiliki lubang  kawah sangat besar, dimana masih terdapat lubang-lubang di dinding kawah maupun dasar kawah, yang terhubung langsung dengan perut bumi meskipun hanya beberapa saja yang mengeluarkan asap sulfatara. Dari lubang itulah diperkirakan gas beracun itu muncul, hujan yang turun membasahi puncak Sindoro, secara otomatis air hujan yang turun masuk kedalam lubang lubang kawah. Panas bumi membuat air yang masuk kembai menguap dan keluar keatas. Karena sudah melewati perut bumi, yang dipenuhi material-material fulkanik didalamnya, uap air itu naik membawa zat-zat yang ada diperut bumi seperti SIO, dan sulfur dengan kadar pekat. Asap inilah yang kemungkinan besar terhirup oleh pendaki tadi. Dan yang lebih berbahaya lagi, uap air yang keluar dari perut bumi tersebut tidak berwarna tidak berwujud, dan bagi orang awam yang tidak paham tentang Vukanologi, mereka tidak memperhatikan bau yang dirasakan dari uap air tersebut, dikiranya mungkin hanya bau belerang biasa, padahal bau itu adalah uap air yang keluar dari perut bumi. Dengan menghirup gas berbahaya tadi, mereka akan merasa lemas dan dengan keadaan fisik capek, bisa berujung pada kematian. (Ardi Wijanarko)
Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar